“Mas, sampeyan kan Muhammadiyah nyekek kok kayaknya pemikiran sampeyan lebih dekat ke Gusdur daripada Amin Rais?”, begitu kata beberapa teman tentang sikapku pada Gusdur.
“Dulu sampeyan aktif di Tapak Suci, PS HW, terus juga ikut aktif di Organisasi underbouw Muhammadiyah, iya kan?”, begini model pertanyaan dari mereka yang sedikit mengenalku.
Biasanya aku hanya tersenyum saja menanggapi pertanyaan mereka. Pertanyaan itu lebih dekat ke pertanyaan retoris dibanding pertanyaan yang butuh jawaban.
Di beberapa masjid yang kusinggahi saat sering safari Jumatan di Sumatera Utara, nama Gusdur kadang disebut-sebut oleh khotib dengan nada yang kurang bersahabat.
Mengingat aku bukan orang yang kontroversial, maka tentu teman-teman banyak yang heran dengan pandanganku tentang Gus Dur.
Beberapa waktu lalu, GusDur juga membuat pernyataan yang kontroversial tentang Golput, akibatnya ada beberapa orang yang tadinya mantep mau Golput malah akhirnya gak jadi Golput dan ikut nyoblos [ini subyektif banget ya, jangan diambil di hati].
Selama jadi anggota…
Lihat pos aslinya 146 kata lagi